5.1.1. Pemeliharaan Duct
§ Duct block
Masalah yang sering ditemui pada sistem duct kabel duct tidak dapat ditarik karena “duck block” (pipa PVC tersumbat).
¨ Duct block dapat terjadi karena :
1) Pipa PVC pecah/patah pada saat pengecoran
2) Penyambungan pipa tidak sesuai spesifikasi instalasi yang benar;
a) Kualitas pipa tidak sesuai dengan spesifikasi material;
b) Semen/batu bekas pengecoran masuk ke dalam pipa, sehingga menyumbat pipa;
c) Pengecoran dilakukan dengan cara menuang campuran beton sekaligus pada pipa PVC;
d) Campuran neton tidak sesuai dengan komposisi yang ditentukan dalam spesifikasi (1 : 3 : 5), mengakibatkan duct beton tidak efektif berfungsi sebagai pelindung pipa PVC pada saat mengalami beban berat (misalnya truk dengan tonnase besar bergenti lama di atas rute duct);
e) Pipa duct tersumbat oleh tanah/Lumpur akibat pada ujung pipa duct di Manhole tidak dipasang stopper (penutup ujung pipa duct yang belum dipakai)
¨ Salah satu cara untuk meniadakan duct block, terutama bila tersumbat oleh bekas semen cor-coran, tanah dan lumpur adalah dengan menggunakan perangkat “water jet”.
¨ Untuk mengetahui penyebab “duct block” secara lebih jelas dapat dilakukan dengan system pemotretan yang dilakukan dalam pipa yang tersumbat tersebut dengan menggunakan peralatan “Camera Head Proyector”
§ Water Jet :
¨ Peralatan terdiri dari :
1) Selang air tekanan tinggi
a) Diameter luar mm x 29 mm
b) Diameter dalam 8 mm
c) Panjang 180 m m, berat 500 gr/m radius lengkung minimum 0,5 m
d) Ketahanan terhadap tekanan (pada saat tes) = 350 kh/cm2 selama 5 (lima) menit
2) Gulung (HASPEL)
Ketentuan Standar
a) Diameter luar = 1,5 m dan ketebalan = 0,7 m
b) Tinggi keseluruhan – 1,7 m
c) Berat keseluruhan (pada saat selang digulung penuh) = 150 kg
3) Nozzle mounting metal fittings : Untuk bantalan Nozzle
4) Anti Pulir (swivel)
Untuk bantalan penghubung antara selang dengan unit pompa tekanan tinggi
5) Pita pengaman
Untuk menjaga agar gulungan (HASPEL) tidak bergeser
6) Nozzle
a) Backward jet type q 0,8 mm x 1 holes
b) Forward jet type q 0,8 mm x 1 holes
7) Pompa tekanan (Peralatan Tambahan)
Engine type dengan tekanan maks. 170 kgf/cm2 kecepatan mengalirkan air = 16 ltr/menit
Gambar 5.51. Reel / gulungan
Gambar 5.52. Peralatan water Jet
¨ Langkah penggunaan
|
| ||||||||
1) Persiapan ;
a) Menentukan jarak bekerja dan tempat untuk menempatkan fasilitas keamanan;
b) Membuka tutup Manhole;
c) Pasang gasa detector;
d) Keringkan Manhole (bila berair);
e) Siapkan peralatan yang diperlukan pada posisi yang tepat, kemudian sambungkan sesuai gambar;
f) Periksa peralatan keseluruhan, apakah telah sesuai dengan juklak dan siap untuk dioperasikan.
2) Pembersihan pipa bagian dalam;
a) Metode Bachward Jet Nozzle;
Metode ini digunakan pada pipa-pipa yang bersih (tidak ada kotoran atau penyumbatan pada pipa). Pelaksanaannya dilakukan dari Manhole level rendah ke Manhole level tinggi, dengan cara sebagai berikut :
(1) Pasang backward jet nozzle pada selang;
(2) Masukkan backward jet nozzle 1-2 m ke dalam pipa;
(3) hidupkan compressor, atur compressor pada keadaan pressurized;
(4) pastikan backward jet nozzle mencapai Manhole lawan;
(5) Tarik kembali selang air dengan kecepatan 3 m/menit;
(6) Matikan compressor pada saat backward nozzle mencapai manhole lawan
Gambar 5.53. Metode Bacward Jet Nozzle
b) Metode Fordward Jet Nozzle
Metode ini digunakan pada pipa duct yang tersumbat (baik oleh kotoran berupa tanah, Lumpur maupun bekas cor-coran). Pekerjaan permbersihan dimulai dari Manhole yang mempunyai level tinggi ke Manhole dengan level yang lebih rendah). Adapun cara-cara pembersihannya adalah sebagai berikut :
(1) Masukkan fordward jet nozzle pada pipa duct;
(2) Dorong forward jet nozzle secara perlahan-lahan dengan kecepatan optimal;
(3) Ketika fordward jet nozzle mencapai tempat yang diset pada posisi pressrurized;
(4) Hilangkan kotoran-kotoran yang meyumbat;
(5) Tarik kembali selang air dan matikan compressor segera;
(6) Ganti forward jet Nozzle dengan backward jet nozzle;
(7) Lakukan langkah pembersihan pada “metode backward jet nozzle
Gambar 5.54. Metode Forward Jet Nozzle
3) Alat pembantu untuk mengeluarkan menngeluarkan air
Gambar 5.55. Proses mengeluarkan air kotor
Cara kerjanya :
a) Masukkan kabel terusan (pass through cable) ke dalam pipa duct dimana hal ini dapat dilakukan seperti melakukan “rodding”;
b) Pasang alat pembersih pada kabel terusan (ujung kanan dan kiri pembersih dihubungkan dengan kabel terusan);
c) Penarikan dilakukan dengan kecepatan yang konstan;
d) Test dengan mandrill, yaitu dengan mengganti alay pembersih dengan mandrill;
e) Penarikan dilakukan dengan kecepatan yang konstan.
Peralatan ini secara kasar juga dapat digunakan untuk mengetahui apakah ada pipa yang pecah atau retak. Hal ini terlihat dari pancaran air yang muncul di permukaan bila ada pipa yang pecah atau retak. Hal ini tersebut dapat terjadi karena air yang dosemprotkan ke dalam pipa duct tidak seluruhnya sampai ke Manfole lawan. Terutama bila beton pelindung duct tidak dalam kondisi baik maka pancaran air bisa terlihat di permukaan tanah.
§ Camera Head Proyector
Untuk mengetahui penyebab “duct block” secara lebih jelas, dapat dilakukan system pemotretan yang dilakukan dalam pipa yang tersumbat tersebut.
Peralatan yang digunakan ;
¨ Camera Head, peralatan ini dapat memonitori kondisi yang terjadi di dalam pipa duct;
¨ Rod, digunakan untuk mentransmisikan bentuk bayangan yang dimonitori camera head ke camera control unit;
¨ Camera Control Unit, mengontrol bekerjanya camera head dan juga untuk mencetak gambar hasil camera head
Gambar 5.56. Peralatan Camera head
Tabel 5.5. Spesifikasi peralatan
Gambar 5.57. Peralatan Camera Head
Gambar 5.58. Monitor Camera Head
Tabel 5.6. Nama dan Fungsi
1) Konektor untuk penghubung antara drum dan kontrol; 2) Sekring/pemutus arus; 3) Tanda hidup (on)/mati (off) unit monitor; 4) Untuk memindah dari VTR ke monitor atau sebaliknya; 5) Pengatur cahaya; 6) Konektor untuk 100 volt AC; | 7) Sakelar induk; 8) Sakelar untuk mesin tulis; 9) Tanda hidup/mati unit mesin tulis; 10) Konektor untuk sub monitor; 11) Catu daya untuk monitor; 12) catu daya untuk VTR; 13) Mengunci VTR pada Unit Control; |
Cara kerja;
1) menempatkan drum dan mengunci drum dengan ke dua stopper.
Gambar 5.59. Stopper
2) Periksa bahwa stopper sudah benar-benar berfungsi;
Gambar 5.60. Pemeriksaan fungsi stopper
3) Memasang peluncur (sled) dengan cara :
a) Cabut / buka penutup antara camera head dengan aktif konektor;
b) Masukkan peluncur yang panjang ke dalam camera head dan peluncur pendek ke dalam aktif konektor, kemudian keraskan hexagon screws dengan peralatan hexagon.
Gambar 5.61. Pemasangan peluncur kedalaman camera head
4) Pasang camera head pada aktif konektor;
Gambar 5.62. Pemasangan camera head
5) Hubungkan cords ke drum dan ke camera control unit (cors tersebut menghubungkan drum dan camera control unit);
Gambar 5.63. Pemasangan cord pada control unit
6) Hubungkan cord ke camera control unit (ccu) dank e submonitor. Jadi cord tersebut menghubungkan ccu dan submonitor.
Gambar 5.64. Pemasangan cord pada sub monitor
7) Hidupkan catuan daya, kemudian cabut stopper pada drum;
Gambar 5.65.Power ON dan cabut stopper
8) Masukkan camera pada pipa duct, dorong sampai mendekati duct block (sumbatan pada pipa PVC);
9) Kondisi dalam pipa yang dimonitori camera head akan ditampilkan di layer monitor. Kondisi ini juga akan terekam pada video atau paper print-out.
Dengan menggunakan peralatan ini, maka dapat diketahui juga jenis kotoran yang menyumbat pipa duct dan jarak duct block ke ujung pipa tempat memasukkan camera serta kondisi pipa.
Dengan diketahuinya jenis kotoran yang menyebabkan duct block maka dapat ditentukan bagaimana cara membersihkan kotoran tersebut.
5.3. Keselamatan kerja
Setelah kita ketahui tentang sebab-sebab kecelakaan ,maka perlu diketahui cara-cara menghindarinya , yaitu :
5.3.1. Sikap petugas
a) Petugas agar bersikap wajar , berkesadaran penuh , tidak gugup , dan mengerti maksud perintah dalam mengoperasikan peralatan.
b) Petunjuk operasi setiap peralatan harus dipahami dan dimengerti sungguh-sunguh oleh setiap petugas.
c) Mematuhi prosedur kerja yang telah ditentukan
Perkakas atau alat kerja
a) Pergunakan alat kerja yang tepat untuk setiap pekerjaan
b) Pastikan bahwa perkakas yang akan digunakan dalam kondisi baik dan tidak ada kekurangan kelengkapannya
c) Pergunakan alat pelindung diri bagi pekerjaan-pekerjaan yang berbahaya antara lain : Sarung tangan, sepatu pengaman, sabuk pengaman, topi pengaman atau helm kacamata pengaman (testprator) dll.
5.3.2. Lingkungan
· Setiap lingkungan kerja harus diberi penerangan yang cukup terdiri dari 2 macam, yaitu :
Ø Penerangan khusus jika diperlukan penerangan tambahan bagi bidang pekerjaan tertentu dan boleh bersifat sementara
Ø Penerangan umum yang berlaku untuk seluruh ruangan
· Peliharalah tingkat kebisingan lingkungan kerja misalnya ruang diesel, ruang penggergajian, dll, para pekerja harus menggunakan pelindung telinga
· Jika bekerja di tepi jalan raya, maka harus dipasang rambu-rambu yang jelas baik siang maupun malam hari
5.3.2.1. Usaha preventif mencegah kecelakaan kerja
a) Ventilasi
b) Ruangan harus cukup ventilasi untuk menciptakan sirkulasi udara yang sehat dan membuat ruangan segar dan nyaman.
c) Penggunaan perlengkapan pengaman
d) contoh: sabuk pengaman , sarung tangan , helm , dsb.
e) Pemeliharaan preventif berkala terhadap perkakas kerja
o Mengganti/memasang tang , obeng yang hilang /rusak isolasinya
o Melumasi bagian –bagian peralatan yang memerlukan pelumasan
o Mengecek/memperbaiki klep/kran elpiji/kompor minyak
f) Memasang tanda-tanda peringatan yang jelas.Tanda dilarang merokok , tegangan tinggi , mudah terbakar dll.
g) Persediaan fasilitas pengaman.Pemadam kebakaran , Perlengkapan p3k dsb.
5.3.2.2. Prosedur Keselamatan kerja
Bekerja diatas tiang.
a) Naik tiang dengan menggunakan tangga
b) Tangga bagian bawah dan atas diikatkan pada tiang
c) Setelah diatas tiang harus mengikatkan sabuk pengaman pada tiang
d) Perkakas harus dilengkapi dengan bahan isolasi
e) Sebelum naik tiang cek dahulu apakah tiang cukup kuat untuk dinaiki.
Bekerja di tempat instalasi listrik
a) Gunakan perlengkapan kerja yang berisolasi , sepatu , sarung tangan karet dsb.
b) Jika memungkinkan matikan dahulu saklar utama kemudian baru mulai bekerja.
c) Jangan membawa benda-benda dari logam didalam kantung , sehingga mudah jatuh.
d) Perhatikan tanda-tanda peringatan yang ada
Bekerja di tempat yang panas
a) Jangan memakai pakaian yangketat
b) Pakailah topi lebar pelindung matahari
c) Cukup minum
d) Jika tidak mengikuti aturan diatas , kemungkinan yang terjadi :
e) Kehabisan tenaga
f) Pusing ,mual ,muka pucat bahkan bisa pingsan
5.3.2.3. Cara mengangkat,menarik dan mendorong beban
Mendorong
a) Letakkan kaki seimbang dengan satu kaki berada didepan
b) Tumpuan berat badan pada kaki yang depan
c) Punggung harus selalu lurus
d) Kepala tegak menghadap kedepan , jangan kekiri kekanan , keatas atau kebawah
e) Kaki yang di belakang memberi tenaga dorong dibantu dengan gaya berat badan kedepan
Menarik
a) Punggung harus lurus
b) Kaki depan , dengkul memberi tenaga tarik, sedangkan kaki belakng menjaga keseimbangan
Mengangkat
a) Posisi badan jongkok dengan kedua kaki renggang, satu kaki agak ke depan
b) Punggung harus lurus
c) Tenaga angkat dari otot-otot kaki dan persendian kaki begian bawah juga dengkul
5.3.3. Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan
5.3.3.1. Umum
Pada saat kita sedang bekerja, meskipun kita sudah memetuhi peraturan keselamatan kerja, tidak mustahil pula akan terjadi kecelakaan kerja baik yang ringan ataupun berat, misalnya:
a) Sengatan listrik saat bekerja pada saluran kawat
b) Kejatuhan benda keras dari atas, dsb
Untuk itu, kita harus mengetahui beberapa hal penting cara mengatasinya guna menghindarkan akibat yang fatal bagi si korban
5.3.3.2. Pertolongan pertama pada korban yang terkena aliran listrik
Di atas lantai atau tanah
Penolong harus diperlengkapi dengan bahan-bahan berisolasi, misalnya: sarumg tangan dari karet/plastik atau dibalut dengan kain yang kering. Kaki beralaskan bahan dari karet, karpet atau kayu, keset yang kering. Bisa menggunakan tongkat yang kering. Langkah pertolongan:
a) Putuskan/jauhkan kawat/kabel dari si korban dengan kapak ata tali dsb
b) Tarik si korban dengan memegang bajunya untuk membebaskan si korban dari
kawat/kabel hidup, atau bila kawat/kabel sumber listrik diketahui, segeralah mematikan saklar utama atau mencabutnya dari stop kontak.
Jika strum kuat dan korban pingsan
Strum kuat akan mengakibatkan nafas dan denyut jantung berhenti, untuk itu kia harus sesegera mungkin memberikan pertolongan. waktu setelah kena strum sampai kira-kira 4 menit kemudian adalh angat medekati kematian seseorang, maka pertolongan darura yang harus diberikan nafas buatan yang bisa dilakukan dari mulut ke mulut atau dari mulut ke hidung.
Cara memberikan nafas buatan:
a) terlentangkan korban dan bersihkan mulutnya
b) angkat dan luruskan leher atau tengkuknya (menengadahkan kepala) agar didapat jalan nafas udara segar
c) hembuskan nafas bersih ke mulut atau hidung si korban Usahakan selanjutnya adalah segera membawa korban ke rumah sakit terdekat sementara usaha darurat terus dilakukan sampai korban bernafas.
Cara memberi nafas buatan:
Dari mulut ke hidung
a) posisi kepala korban tengadah
b) ambil nafas dalam-dalam kemudian hembuskan ke lubang hidung korban
c) pada saat tersebut mulut korban harus ditutup dengan tangan kita agar udara benar-benar masuk
d) ulangi hal tersebut sampai dia mulai bernafas
e) Jika belum juga ada tanda-tanda bisa bernafas, usahakan memberi nafas buatan agak cepat
Dari mulut ke mulut.
a) posisi badan tengadah
b) pijit hidung si korban
c) buka mulutnya, kemudian hembuskan udaradari mulut kita ke mulut korban
d) Meneliti apakah korban bisa bernafas atau belum
e) perhatikan dada mulai bernafas atau belum setelah kita memberi hembusan
f) bila masih tersendat lakukan lagi nafas buatan 4 kali agak cepat dan dalam
g) Periksa denyut jantung bila dengan nafas buatan tidak ada tanda-tanda bernafas, pada lekuk leher dan pada nadi pergelangan tangan.
h) Periksa juga biji-biji mata melebar atau tidak mengedip bila disinari langsung
Di atas tiang
a) penolong segera naik tiang dengan sabuk pengaman dan membawa tali penolong
b) putuskan kawat hidup dari korban
c) beri segera nafas buatan 4-6 kali dengan hembusan kuat
d) persiapkan penurunan korban dengan tali
Tali diikatkan pada sabuk pengaman korban dan dadanya agar korban tetap tegak
5.3.3.3. Pertolongan pertama pada luka
Luka tidak boleh dipegang, jangan membasuh luka dengan air meskipun luka tampak kotor. Tutuplah segera luka dengan pembalut luka yantg steril kering. Jangan mempergunakan bahan kain yang menutup luka misalnya sapu tangan, bahan bekas. Apabila bahan-bahan yang steril tidak tersedia lebih baik dibiarkan terbuka.
Pembalut luka hanya dapat menahan luka-luka yang dangkal. Pada waktu membalut luka misalnya pada anggota badan, usahakan anggota badan yang terluka diangkat ke atas. Apabila luka sangat dalam dan pendarahan banyak diusahakan pencegahan pendarahan seperti pembahasan berikut ini.
Macam macam luka
Pendarahan arteri
Pendarahan arteri dapat diketahui apabila darah keluar memancar dari luka, cobalah menghentikan darah dengan membalut luka dengan pembalut streril. Apabila tidak berhasil tekuklah sampai batas maksimum sendi sendi tepat di atas luka (misalnya sendi paha, lutut, sikut) dan pada posisi tersebut ikat dengan pita kain atau sabuk, apabial masih tidak berhasil pasang torniket pada lengan atas atau paha. Jika torniket tidak ada blokir dengan menekan arteri tersebut dengan kedua ibu jari dilekatkan paralel pada tempat tersebut.
Luka pada mata
Balut kedua mata meskipun yang satu tidak luka, dengan plester apabila luka karena bahan kimia, misalnya: kena soda, asam keras, atau amoniak cucilah mata dengan air bersih. Pergunakan ibu jari dan telunjuk untuk membuka mata selebar-lebarnya
Keracunan gas
Usahan udara yang bersih, penderita dibawa ke luar atau jendela dibuka. Ada dua macam gas yang berbahaya:
a) gas yang tidak berbahaya untuk paru-paru misalnya gas yang meracuni darah dan syaraf, narkotika, karbon monoksida, asam sianida, ether, chloroporm, uap bensin atau bensol. Buka baju penderita, jangan sekali-kali memberi minum penderita yang pingsan. Gosoklah tangan dan kaki penderita dengan tangan, apabila pernafasannya berhenti usahakan pernafasan buatan, kalau dapat dengan alat penghisap oksigen.
b) Gas yang merusak paru-paru seperti chlor phosgen, gas nitro, sulfur dioksida, dsb. Buka baju penderita, kemudian jauhkan penderita dari baju yang sudah penuh dengan gas. Usahakan pasien tenang dan berbaring terlentang, jangan diperbolehkan untuk berjalan. Apabila sadar berilah air kopi atau air panas, dalam hal ini pernafasan buatan dilarang.
5.3.3.4. Prosedur keselamatan kerja
5.3.3.4.1.Bekerja di jalan
Perijinan
Untuk bekerja di jalan, harus ada surat ijin dari polisi/pihak berwenang, selain itu patuhi aturan-aturan yang ditetapkan Kewajiban penanggung jawab lapangan
Hal-hal yang harus dilakukan oleh petugas lapangan “
a) Sebelum mulai bekerja, periksa lokasi kerja dan kondisi lalu lintas. Setelah itu rencanakan dan koordinasikan pekerjaan instalasi dengan menggunakan perlengkapan keselamatan kerja untuk mencegah kecelakaan lalu lintas dan menjaga keselamatan pejalan kaki.
b) Ambil tindakan untuk mencegah masuknya pihak ke 3 ke lokasi kerja, kemudian periksa fasilitas keselamatan kerja secara periodic
c) Tempatkan orang-orang untuk mengatur lalu lintas sehingga arus lalu lintas tidak terganggu
Penempatan material dan peralatan di lokasi kerja
Hal-hal yang harus dipertimbangkan untuk menempatkan material dan peralatan di jalan :
a) Atur semua material dan peralatan agar tidak berserakan kemudian pasang alat keselamatan kerja
b) Pada malam hari, nyalakan lampu pengaman agar pihak ketiga dapat melihat dengan jelas
Cara parkir
Hal-hal yang harus dipertimbangkan dalam memarkir kendaraan :
a) Lindungi para pekerja dari kecelakaan lalu lintas. Kendaraan harus selalu diparkir didaerah yang berlawanan dengan arus lalu lintas
b) Pasang rem tangan dan ganjal ban didepan dan belakang
c) Pasang gigi rendah atau gigi mundur sesuai dengan kemiringan lokasi
Jalur untuk pejalan kaki
Untuk menjaga keselamatan dan memberi ruang untuk pejalan kaki, beri jarak 1,5m pada lebar jalan. Jika sangat terpaksa sediakan jarak minimum 0,75 m
Jalur untuk kendaraan umum
Dijalan yang sempit pertimbangkan hal-hal berikut :
a) dijalan satu arah, sisakan lebar jalan 3 m atau lebih
b) dijalan dua arah, sisakan lebar jalan 5,5 m atau lebih
Pemasangan rambu rambu pengaman
Tujuan
Saat melakukan pekerjaan di jalan, penting untuk memberitahu sopir dan pejalan kaki bahwa sedang ada konstruksi. Fasilitas keselamatan kerja tidak hanya berfungsi sebagai informasi bagi sopir dan pejalan kaki akan adanya konstruksi tapi agar lalu lintas dan pekerjaan berjalan lancar. Fasilitas keselamatan kerja dipasang terutama untuk mencegah terjadinya kecelakaan.
Yang harus diperhatikan saat memasang keselamatan kerja :
a) Instalasi fasilitas keselamatan kerja harus dilakukan dengan benar untuk mencegah terjadinya kecelakaan. Untuk itu fasilitas keselamatan kerja tidak boleh dicabut atau diganti dengan alasan karena waktu konstruksi yang pendek atau resiko kecelakaan yang rendah.
b) Papan peringatan dan safety cones harus berukuran besar dan menggunakan lampu
c) Karena waktu memasang dan mencabut fasilitas keselamatan kerja sangat berbahaya, harus ada orang yang mengatur lalu lintas, lakukan hal itu secepat mungkin.
d) Fasilitas keselamatan kerja dipasang mulai dari arah datangnya kendaraan. Sedangkan pencabutan dilakukan dari arah perginya kendaraan
e) Setelah fasilitas keselamatan kerja dipasang, pastikan fasilitas-fasilitas tersebut dapat berfungsi dengan baik
|
Gambar.. 2.62. Penempatan kendaraan di lokasi proyek
|
Gambar.. 5.67. Urutan Pemasangan fasilitas keselamatan kerja
|
Gambar.. 5.68. Urutan pencabutan fasilitas keselamatan kerja
Jenis-Jenis Rambu Pengaman
1) Papan peringatan (rambu pengaman) dipasang diseberang jalan agar kendaraan-kendaraan tidak memasuki lokasi konstruksi
Gambar 5.69 Contoh papan peringatan
2) Tujuan pemasangan papan peringatan
· Papan peringatan dipasang agar pengemudi dan pejalan kaki bisa melihat lokasi konstruksi didepan mereka
· Papan peringatan dapat dipasang pada jarak 50 – 1000 m dari lokasi konstruksi
Gambar 5.70. Penempatan papa peringan
5.3.3.4.2. BEKERJA DI DALAM MANHOLE
Ventilasi Dan Pemeriksaan Udara di dalam Manhole
* Tujuan
a) Kemungkinan di dalam manhole terdapat bermacam-macam gas berbahaya yang terkumpul dan kadar oksigen yang rendah. Proses ventilasi, pengukuran gas dan pencatatan harus dilakukan apapun jenis pekerjaan yang akan dikerjakan. Tidak boleh ada yang masuk kedalam manhole sebelum pengukuran dilakukan.
b) Hal-hal yang harus diperhatikan dalam proses ventilasi
· Untuk melakukan proses ventilasi diperlukan sebuah kipas ventilasi
· Waktu pipa ventilasi dimasukan, kadar oksigen didekat leher manhole kemungkinan menjadi rendah. Oleh sebab itu , jangan melongokkan kepala kedalam manhole (catatan : saat kadar oksigen dibawah 6 %, dalam satu tarikan nafas, seseorang akan pingsan)
· Kipas ventilasi sebaiknya dihidupkan setelah pipa ventilasi dimasukkan kedalam manhole
· Selama pekerjaan berlangsung, proses ventilasi harus terus dilakukan
· Kipas penghembus udara dari kipas harus ditempatkan diudara segar. Hal ini harus diperhatikan agar jangan sampai asap mobil atau udara kotor dari generator masuk kedalam manhole
· Bagian ujung pipa ventilasi harus tetap berada 30 cm dari dalam manhole
· Proses ventilasi harus dilakukan minimal 5 kali volume bagian dalam manhole. Setelah itu lakukan pemeriksaan gas dan pekerja boleh masuk kedalam manhole
· .
Gambar.5.71. Proses ventilasi pada Manhole
Pemeriksaan Udara
Setelah proses ventilasi selesai, periksa 4 macam gas yaitu oksigen, gas yang mudah terbajar (metan), karbon monoksida dan hidrogen sulfida dengan menggunakan gas detector
Hal-hal yang harus diperhatikan saat melakukan pengukuran adalah :
· Setelah proses ventilasi selesai, kadar ke empat gas diukur dan hasilnya dicatat. Pengukuran diulangi lagi beberapa kali dengan interval yang teratur
· Pengukuran harus dilakukan dibeberapa titik yang berbeda, baik secara vertikal maupun horizontal
· Jenis gas dan ambang batas yang diijinkan
Tabel 5.7 : Jenis Gas dan ambang batas yang diijinkan
Jenis Gas | Ambang batas yang diperbolehkan (%) | Sifat gas |
Karbon monoksida | < 0.005 (50 ppm) | Beracun |
Metan | < 1.5 | Mudah terbakar |
Gas-gas yang mudah terbakar | < 30 dari batas ledak | Mudah terbakar |
Oksigen | > 18 | Menyesakan, kurang O2 |
H2S | < 0.001 (10 ppm) | Beracun |
Tabel :5.8. Gejala fisik pada tubuh manusia
Jenis Gas | Ambang batas yang diperbolehkan (%) | Sifat gas |
Karbon monoksida | < 0.005 (50 ppm) | Beracun |
Metan | < 1.5 | Mudah terbakar |
Gas-gas yang mudah terbakar | < 30 dari batas ledak | Mudah terbakar |
Oksigen | > 18 | Menyesakan, kurang O2 |
H2S | < 0.001 (10 ppm) | Beracun |
Gambar 5.72. Gambaran gejala yang ditimbulkan akibat kekurngan oksigen
Bekerja dalam manhole
Hal-hal dibawah ini arus diperhatikan selama bekrja di dalam manhole yaitu :
· Gunakan selalu tangga untuk memasuki manhole
· Material, perlengkapan dan peralatan yang diletakkan di atas tanah harus diatur agar tidak jatuh kedalam manhole
· Seorang pengawas harus berada diluar manhole untuk mengamati jalannya pekerjaan
· Gunakan tali dan kantong saat akan menurunkan dan menaikkan material atau peralatan ke dalam manhole
· Jika sakit kepala atau dada sakit, segera behenti bekerja dan keluar dari manhole secepat mungkin
· Jangan menyalakan api didalam manhole karena kemungkinan didalam manhole terdapat gas yang mudah terbakar
Penyebab umum kecelakaan di dalam manhole akibat kondisi udara yang membahayakan karena :
· Ventilasi tidak dilakukan
· Meskipun ada ventilasi, ventilasi itu tidak cukup
· Korban memasuki manhole tanpa mengukur kandungan gas didalamnya
· Penolong mencoba menyelamatkan tanpa menggunakan alat bantu pernafasan
· Pekerja kurang mengetahui prosedur kerja yang berlaku
Diagram alur bekerja dalam tanah
*2 Ventilasi harus dibuat 5 X Volume Manhole
Gambar.572. Diagram Alur kerja
5.4. Rangkuman :
1. Kabel duct adalah semua jenis kabel yang konstruksinya dirancang khusus untuk dipasang di bawah permukaan tanah dan pemasangannya harus diletakkan dalam pipa-pipa di bawah permukaan tanah (sesuai STEL-K-008 dan STEL-K-009).
2. Sistem duct adalah sistem pemasangan kabel tanah dengan dimasukkan ke dalam pipa yang dicor beton.Duct yang dicor beton pada umumnya memakai pipa PVC tebal 2 mm, tetapi dapat juga dipergunakan pipa yang lebih tebal, apabila dikehendaki dan diperlukan. Akan tetapi perlu adanya perubahan pada ukuran dari penyekat, karena penampang dari pipa yang lebih tebal dindingnya akan lebih besar Pipa PVC tebal 2 mm sangat cocok untuk duct beton dan cara ini menguntungkan apabila route duct etrsebut lebih dari dua pipa.
3. Campuran beton untuk pengecoran duct harus memenuhi ketentuan yang ditetapkan oleh dengan keterangan bahwa beton tersebut mempunyai kekuatan yang cukup untuk menahan/ memikul beban yang ditentukan. Campuran beton ditentukan dengan perbandingan sebagai berikut :Semen : Pasir : Batu pecahan= 1 : 3 : 5.
4. Sebuah manhole adalah konstruksi bangunan di bawah tanah yang dipergunakan untuk menempatkan peralatan jaringan kabel dan memberikan jalan serta ruangan kepada petugas untuk melaksanakan pemasangan dan pemeliharaan dari peralatan tersebut.Handhole adalah ruangan bawah tanah berukuran kecil yang berfungsi untuk :
a) Tempat sambungan kabel sekunder;
b) Tempat Distribusi Point bawah tanah;
c) Tempat sambungan pembagi bawah tanah;
d) Memudahkan pemasangan kabel ke Rumah Kabel (RK)
5. Urutan pekerjaan penarikan kabel duct :
a. Persiapan penarikan
b. Pemilihan pipa duct yang akan dipakai
c. Penempatan haspel kabel
d. Penempatan wich truck
e. Pembersihan dan pemeriksaan duct
f. Penarikan dan meletakan kabel duct
g. Meletakan kabel duct di manhole
6. Usaha preventive mencegah kecelakaan kerja :
a. Ruangan harus cukup ventilasi untuk menciptakan sirkulasi udara yang sehat dan membuat ruangan segar dan nyaman.
b. Penggunaan perlengkapan pengaman
c. contoh: sabuk pengaman , sarung tangan , helm , dsb.
d. Pemeliharaan preventif berkala terhadap perkakas kerja
· Mengganti/memasang tang , obeng yang hilang /rusak isolasinya
· Melumasi bagian –bagian peralatan yang memerlukan pelumasan
· Mengecek/memperbaiki klep/kran elpiji/kompor minyak
e. Memasang tanda-tanda peringatan yang jelas.Tanda dilarang merokok , tegangan tinggi , mudah terbakar dll.
f. Persediaan fasilitas pengaman.Pemadam kebakaran , Perlengkapan p3k dsb.
7. Keselamatan kerja bekerja di tempat yang panas :
a. Jangan memakai pakaian yangketat
b. Pakailah topi lebar pelindung matahari
c. Cukup minum
d. Jika tidak mengikuti aturan diatas , kemungkinan yang terjadi :
e. Kehabisan tenaga
f. Pusing ,mual ,muka pucat bahkan bisa pingsan
8. Pada saat kita sedang bekerja, meskipun kita sudah memetuhi peraturan keselamatan kerja, tidak mustahil pula akan terjadi kecelakaan kerja baik yang ringan ataupun berat, misalnya:
a) Sengatan listrik saat bekerja pada saluran kawat
b) Kejatuhan benda keras dari atas, dsb
9. Cara memberi nafas buatan :
a) terlentangkan korban dan bersihkan mulutnya
b) angkat dan luruskan leher atau tengkuknya (menengadahkan kepala) agar didapat jalan nafas udara segar
c) hembuskan nafas bersih ke mulut atau hidung si korban Usahakan selanjutnya adalah segera membawa korban ke rumah sakit terdekat sementara usaha darurat terus dilakukan sampai korban bernafas
10. Luka tidak boleh dipegang, jangan membasuh luka dengan air meskipun luka tampak kotor. Tutuplah segera luka dengan pembalut luka yantg steril kering. Jangan mempergunakan bahan kain yang menutup luka misalnya sapu tangan, bahan bekas. Apabila bahan-bahan yang steril tidak tersedia lebih baik dibiarkan terbuka
0 komentar:
Posting Komentar